Sunday, 14 March 2010

BE YOUR SELF

Socrates pernah berkata Be Your Self. Tapi tidak semudah yang terumuskan atau bahkan terucapkan. Karena menjadi diri sendiri membutuhkan proses yang panjang dan pengetahuan akan diri sendiri yang objektif. Ini seperti yang digambarkan dalam cerita Dewa Ruci tentang pencariannya akan air suci yang terus memburu dan mencarinya sampai ke lembah samudera yang terdalam.

Cintailah dirimu sendiri, sebelum mencintai orang lain, ini pun sebuah pengertian yang mendalam akan ajakan mengetahui dan memahami diri sendiri. Dalam perjalanan hidup manusia sesungguhnya ada suka dan duka, ada sukses dan gagal. Keberhasilan sebuah tindakan seseorang dalam hidupnya sesungguhnya bisa dijadikan pola dalam keberhasilannya pada masa yang akan datang. Dan yang bisa mengetahui pola tersebut hanyalah dirinya sendiri. Orang lain mungkin memiliki andil dalam keberhasilan tersebut tapi penentu dari semua gagasan, sikap dan tindakan suksesnya, semua bertumpu pada pribadi orang tersebut.

Sidartha Gutama yang terkenal dengan nama Budha, pernah berujar pada murid-muridnya, bahwa Jalan Pencerahan tidak bisa hanya sekedar mencontoh dari figur orang lain dan meneladaninya, tapi harus juga ditemukan oleh diri sendiri dengan memahami diri sendiri, dan menjadi diri sendiri. Lebih lanjut Sidarta Gautama berkata pada murid-muridnya dengan sebuah pengandaian. Bahwa kalau suatu saat dia meninggal dan kalian merasa kehilangan figur, janganlah mencari-cari figur baru, tapi kenalilah jalan pencerahanmu sendiri-sendiri. Dan bila dalam perjalananmu, menemukan seseorang yang mengaku-aku sebagai Budha maka bunuhlah aku (yang mengaku-aku Budha tersebut).


Intinya bahwa diri sendiri juga adalah guru, adalah sahabat, adalah pelajaran, adalah pengetahuan, untuk melangkah, dan menapaki hidup menuju yang lebih baik.

Cerita ini mengajarkan pada kita bahwa memang jalan pencerahan, jalan kesuksesan polanya hanya bisa ditemukan, hanya dengan mengenali, memahami dan menghayati diri sendiri. Karena diri sendiri merupakan serangkaian proses panjang, serangkaian ide dan gagasan yang terus tumbuh dan berkembang, serangkaian pengalaman yang terus terekam dan dapat dibangkitkan sesuai dengan keinginan dan kemauan kita.

Intinya bahwa diri sendiri juga adalah guru, adalah sahabat, adalah pelajaran, adalah pengetahuan, untuk melangkah, dan menapaki hidup menuju yang lebih baik. Karena semua orang yakin bahwa diakhir masa hidupnya, mereka ingin agar semakin tua dan berumur, semakin baik dan bermakna. Lebih dewasa dan bijaksana. Dan itu hanya bisa terjadi dan sampai pada tujuan yang diinginkan, bila setiap manusia mau memahami hakikat keberadaannya sendiri, hingga perannya menjadi berkembang secara sempurna.

Walaupun pada akhirnya dia merasa puncak hidupnya hanya bisa jadi bawahan, atau profesi yang lainnya yang sedang dijalaninya sekarang (seperti kita adalah guru), maka laksanakan, jalanilah dan jadilah guru yang baik. Dengan memahami hakikat menjadi guru, maka mudah-mudahan ketika dalam proses menjalaninya pun visi dan misi idealisme guru dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Mengkhianati hakikat dan ingin menjadi orang lain adalah bentuk pengingkaran terhadap diri sendiri.

Sebagai guru tugas pokoknya adalah mengajar. Dalam perjalanan karier mengajar sampai dengan sekarang, proses belajar mengajar sudah kita lakukan berkali-kali. Tapi, kadang kita mendapati dalam proses KBM (kegiatan Belajar Mengajar) di kelas/dilapangan, ada yang dikategorikan maksimal, kurang maksimal, tidak maksimal, bahkan tidak siap sama sekali, dan ada banyak faktor juga yang melatar belakanginya dan hanya kita sendiri yang tau.

Dan yang pasti tulisan ini mengajak secara pribadi kepada penulis sendiri dan sidang hadirin pembaca untuk mengenang kembali keberhasilan dan kesuksesan kita dalam mengajar murid-murid di sekolah. Dan bukan hanya sekedar dikenang dan diceritakan, tapi juga dimengerti, dipahami menjadi suatu pengetahuan, menginternalisasi dan menjadi suatu budaya, sehingga pada pertemuan-pertemuan berikutnya menghadapi para murid, kita menjadi guru yang selalu siap dalam mengajar, mendidik dan memberikan yang terbaik bagi mereka.

Sesungguhnya kurikulum telah memberikan juklak (petunjuk pelaksanaan) dan tupoksi (tugas pokok dan isi) yang jelas tentang peran dari seorang guru, Kadang kita lupa dan malas untuk menjalani proses tersebut.
Sebelum mengajar, seorang guru sesogyanya membuat terlebih dahulu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan dalam pembuatan RPP pastinya seorang guru telah terlebih dahulu menguasai materi yang akan diajarkan, setelah itu merancang metode belajar yang efektif dalam penyampaian materi yang akan diajarkan. Dengan penguasaan materi dan metode yang akan diajarkan nanti, sesungguhnya seorang guru telah menyelesaikan setengah dari tahap pembelajaran. Apalagi bila dalam pelaksanaannya seorang guru tersebut dapat menguasai kelas dan mengelolanya dengan lebih baik sehingga apa yang sudah direncanakan berjalan dengan baik, tersampaikan dan terserap materinya pada para murid dengan sempurna.

Penulis pun merasa bahwa tahapan-tahapan tersebut sebelum seorang guru mengajar sesungguhnya sebuah proses yang baik dan layak untuk diperjuangkan, karena dengan persiapan yang matang seorang sahabat pernah berkata bahwa itu adalah sudah setengah dari keberhasilan.

Maka penulis pun kemudian mengingatkan kembali
Bahwa dengan mengingat-ingat kembali kesuksesan yang pernah kita alami dengan proses dan tahapan yang juga jelas, insya Allah, kesuksesan pun akan terus berulang dan berulang. Apalagi bila semangat kesuksesan tersebut kini telah menjadi budaya dan menjadi prilaku yang refleks dalam kehidupan sehari-hari. Semoga.

No comments: