Saturday, 14 June 2008

KETERBATASAN BAHASA

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi bagi umat manusia. Dan itu bukan hanya monopoli manusia saja, tumbuhan dan hewan pun memiliki alat komunikasi, dan memang setiap makhluk ciptaan Tuhan memiliki bahasanya masing-masing. Ada yang berbunyi, atau hanya sekedar isyarat, seperti orang bisu berkomunikasi melalui isyarat gerak tangan.

Bahasa adalah ekspresi jiwa, merupakan sebuah luapan dari apa-apa yang kita rasakan dan kita pikirkan. Tentang rasa sakit, sedih, senang, bahagia ataupun tentang apa yang kita pikirkan, memahami sesuatu, menganalisa dan menuangkannya dalam bentuk bahasa, secara oralmaupun literal. Tapi sejauh mana bahasa bisa mengungkapkan semua ekspresi jiwa, rasa dan nalar. Sebagai alat, jelas bahasa memiliki keterbatasan. Hingga tak heran apabila kita masih mendengar, ada orang yang berkata, “persaan ini sulit untuk diucapkan dalam kata-kata.” Atau keadaan ini tak bisa dijabarkan hanya dengan kata-kata” Ini menunjukkan bahwa bahasa tidak selalu bisa mewakili dari rasa dan nalar yang begitu kaya dan luas jangkauannya, atau bisa jadi, bahasa sangat tergantung oleh orang yang menggunakannnya. Kalau orang tersebut cukup cerdas dan memiliki kekakyaan kosa kata dan sturukturnya kemungkinan besar, orang itu bisa mengekspresikan rasa dan nalarnya melalui bahasa.

Tapi yang pasti bahasa memiliki dua sisi psikologi bagi manusia yang menggunakannya. Ada yang mempersempit jiwa, ada juga yang dapat meluaskan jiwa, cakrawala menerawang jauh mwencapai rasa kemanusiaan atau bahkan rasa keilahian.

Tiada Tuahan yang lain , selain Allah! – Tiada yang lain, selain dirimu!, Merupakan ungkapan dari ikrar yang sangat dipaksakan. Padahal orang yang mengucapkna ikrar tersebut tahu….bersambung

No comments: