Saturday, 9 May 2009

SALAMAN PAGI DI SEKOLAH


Gus Jak : Budaya ini sangat baik, dan mengajarkan banyak hal, baik untuk Siswa, maupun untuk Gurunya, atau secara umum Civitas Akademika. Tentang Kedisiplinan bagun pagi dan datang tepat waktu, tentang keramahan dalam menyambut hari, dan menyambutnya dengan berbagi senyum serta jabat tangan. Bagaimana menurut Bang Arif ?
Bang Arif : Sesungguhnya kultur salaman pagi adalah baik bagi setiap lembaga. Khusus lembaga pendidikan, ini adalah perbuatan yang lebih baik lagi, karena di dalamnya terdapat kandungan nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik. Alangkah cantiknya, melihat sebuah pemandangan pagi, dimana para guru berdiri berjajar di gerbang sekolah, menyambut murid-murid dan warga sekolah dengan senyum, salam dan sapa hangat.
Salaman pagi, betul kata Gus Jak, akan menanamkan dalam diri warga sekolah kebiasaan datang sebelum waktu masuk, kedisiplinan, kebersamaan, persaudaraan, sikap saling hormat dan kesiapan serta keramahan bersama menyambut hari.Hanya saja, butuh kemauan, kekonsistenan dan teladan bersama untuk menerapkannya. Kekuatan teladan pertama ada dalam diri Pimpinan Lembaga.Bagaimana murid mau saling menyalami, bila gurunya tidak saling menyalami. Bagaimana gurunya mau saling menyalami, bila pimpinannya juga tidak ambil perduli...

Gus Jak : Bagaimana menurut Bang Arif caranya agar salaman pagi bisa menjadi budaya di suatu sekolah? Apakah suatu Budaya baik bisa hilang?

Bang Arif : Pertama, tunjukkan teladan dan konsistensi pimpinan untuk melakukan ini. Tidak cukup, Gus Jak, kalau sebuah kultur baik yang bersifat rutinitas, kontinue dan berjangka panjang dimulai hanya dari akar rumput. Konsistensi seperti itu cenderung cepat melemah manakala tidak ada sanksi, apresiasi, keperdulian dan teladan dari 'atas'.Bagi seorang pimpinan, juga dibutuhkan kesabaran dan koordinasi yang kuat untuk menunjukkan keteladanan 'salaman pagi' dan mengajak warga sekolah untuk menerapkan itu.
Yang agak sukar dan butuh kesabaran lebih bagi seorang pimpinan adalah bilamana terjadi kasus seperti ini : "Ketika akar rumput coba melakukan kultur yang baik ini, kemudian mati karena tidak ada konsistensi dari pimpinan, lalu sang pimpinan tiba-tiba datang mengajak guru untuk melaksanakan salaman pagi bersama setelah dirinya secara sendirian mencoba melakukan itu selama beberapa hari terakhir", maka yang dikhawatirkan adalah munculnya ucapan "kemarin-kemarin memang kemana saja, boss ?"

Maksud saya, sang Pimpinan bisa menjadi hanya'pahlawan kesiangan'.Kedua, Gus... Butuh kesadaran,saling mendukung, keinginan dan niat baik, bukan kesepakatan, bersama Dewan Guru untuk mau bersalaman pagi menyambut anak didiknya. Percayalah, bila 'Pimpinan yang Teladan' memulai dan melakukannya lalu mengajak para guru untuk mau berjejer bersalaman ... Baca Selengkapnyapagi, tidak ada alasan atau pilihan untuk menolak atau menentang sesuatu yang baik. Setelah itu, ajak Pengurus OSIS untuk mau bergiliran berdiri menyambut teman-temannya.Gimana ? Atau Gus Jak punya komentar lain ?

Gus Jak : Ketika pagi hari dimulai dengan hal yang baik saya percaya sampai siang, sore, malam dan sampai kita menutupkan mata lagi maka Tuhan akan melindungi kita dengan hal-hal yang baik. Maka buat saya, salaman pagi menyambut anak murid di sekolah adalah baik. Tapi ketika pagi hari kita sudah diumpat, dikoreksi habis-habisan, bisa dibayangkan perjalanan hari itu sampai malam, bahkan mungkin sampai hari berikutnya. Beruntunglah orang yang masih menyambut permulaan hari dengan salaman pagi. Hal baik pasti diganjar dengan yang baik. Gimana bang Arif masih ada komentar lain?

Bang Arif : Cukup deh.. Nanti kita sambung lagi dengan tema yang lain. Tapi Gus Jack siap kan ikut pimpinan kita, nanti salaman pagi ?

Gus Jak : Siap, untuk Indonesia yang lebih baik dan pendidikan yang luar biasa. Pendidikan yang baik pasti berbekas baik pada setiap siswa.

Depok, 6 Mei 2009

LINTAS PROVINSI


Menikah adalah akad yang serius, menjadikannya hanya permainan bersiaplah akan murka dan marahnya Allah SWT. Karena ketika pernikahan dipermainkan yang berakibat pada perceraian maka hal tersebut adalah tindakan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Akad perkawinan adalah suatu revolusi sosial yang besar pengaruhnya dalam prilaku manusia sejak itu digagas dan dipraktekkan menjadi suatu budaya sampai dengan sekarang. Akad perkawinan dengan segala etika dan sanksi-sanksi yang mengikutinya, adalah suatu perjanjian yang membuat manusia lebih menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Dengan Akad manusia sedikit demi sedikit mulai meninggalkan sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam dirinya. Sebelum akad tercipta, manusia dalam hubungan antar lawan jenis melakukan hubungan yang bisa dibilang mirip dengan binatang. Berganti-ganti pasangan adalah biasa, dan garis keturunan yang tidak jelas siapa bapaknya, makanya dulu sebelum ada garis keturunan Patrilineal (berdasarkan bapak) manusia mengenal garis keturunan Matrilineal (berdasarkan Ibu). Sistem Matrilineal terbentuk karena memang hubungan antara laki-laki dengan perempuan tidak memiliki batasan yang jelas, hingga anak yang lahir kedunia hanya mengenal ibunya yang telah melahirkannya, sedangkan bapaknya tidak jelas saking banyaknya hubungan terjadi. Berangkat dari revolusi Akad Nikah yang tercipta dan menjadi suatu budaya dalam sistem Patrilineal. Allah SWT banyak menciptakan hukum dan aturan main bagi manusia, tentang perkawinan beserta aturannya. Entah yang berbentuk cerita keteladanan para nabi atau aturan yang tertulis yang diwahyukan pada segelintir nabi dan menjadi aturan hukum bersama.

Sebagai bahan yang terus mengingatkan, Allah SWT pernah mewahyukan pada Nabi Musa dalam Sepuluh Perintah Tuhan, pada point ke 6 Jangan Berzinah dan ke 9, Jangan Mengingini Isteri Sesamamu. Hal ini mengingatkan bahwa pada zaman itu dan mungkin sekarang pun masih sering terjadi, banyak kasus perzinahan dilakukan dan mengingini isteri orang lain menjadi suatu prilaku. Dan untuk meredakan dan meredam hasrat binatang tersebut maka wahyu itu turun.
Memang dalam jargon dan fakta keseharian, manusia punya kecenderungan yang aneh dan liar, Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput halamannya sendiri. Dengan alasan jenuh, bosan atau permasalahan rumah tangganya, hal tersebut menjadi alasan untuk memulai dengan curhat pada pasangan yang lain, dari curhat, sering bertemu, tumbuh rasa saling membutuhkan dan saling melengkapi, bila tidak bertemu sehari saja seaka-akan ada yang kurang, dari sinilah muncul benih cinta yang baru, pasangan yang lama terabaikan, dengan semua hasrat dan keinginan liar tersebut mereka mulai mencari-cari alasan agar rumah tangga yang lama tetap eksis dan tidak pecah, maka kebohongan menjadi solusi agar semua dapat terengkuh sekaligus. Sampai di sini satu kejahatan memunculkan kejahatan yang lain, satu dosa dilakukan maka dosa yang berikut akan mengikutinya. Tak terasa terus menumpuk, menekan jiwa, menumpulkan hati, mengotoricermin diri yang pada awal kelahiran manusia sebenarnya bening, putih, bersih.

Karena itu dibutuhkan keberanian besar untuk berkata “tidak!!” pada penyelewengan. Sekali berani bermain api, siap-siap lah terbakar. Dan Islam sendiri punya formula yang jitu agar semua keinginan dan hasrat yang tidak terkendali dapat disalurkan dengan baik.
Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari Rukun Islam.Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada beberapa rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam menjalankan ibadah itu.

MENGUATKAN JIWA
Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatuyang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah SWT memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya. (QS 45:23)

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala doanya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doa mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang dizalimi. (HR. Tirmidzi)

MENDIDIK KEMAUAN
Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendalaPuasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

Sampai disini mari kita introspeksi diri kembali selama ini, sudah sampai sejauh mana arah perjalanan hidup kita. Sudah baikkah, atau malah semakin buruk.
Pepatah Latin memang pernah bilang, Mens sana in corpore sano, bahwa di dalam jiwa yang sehat terdapat badan yang sehat, atau sebaliknya di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Bagaimana badan bisa sehat secara sempurna bila jiwa kita tersesat dalam penyelewengan menuhankan nafsu semata. Hingga Allah SWT selalu wanti-wanti agar manusia selalu mendirikan shalat, karena dalam kandungan shalat terdapat hikmahyang luar biasa.

Firman Allah SWT :
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain) Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-‘Ankabut : 45) 29:45
Dirikan Shalat, dalam pengertian yang lebih luas kata mendirikan shalat punya arti kata yang mendalam dari sekedar mengerjakan shalat secara fisik, berdiri, ruku, dan sujud. Mendirikan disini memiliki konsekuensi dan pemahaman filosofi yang mendalam, hingga setiap niat yang terucap, setiap bacaan yang dilafazkan beserta gerakan yang dilakukan adalah suatu ikatan yang saling kait mengkait. Dan hal tersebut berujung pada banyak hal, bukan hanya hubungan yang vertikal pada Allah saja tapi juga memiliki imbas pada hubungan horisontal pada sesama manusia. Kalau masih saja ada umat Islam yang melanggar perintah Allah SWT, menghianati nilai-nilai kemanusian, seperti korupsi, membunuh, memperkosa, berzinah dst, maka bisa dikatakan orang tersebut jauh dari mendirikan shalat.

Firman Allah SWT yang lain :
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia- nyiakan shalat dan memperturutkanhawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Maryam: 59)19:59Banyak cara untuk tetap setia pada pasangan yang kita miliki, yang sudah diakadkan dan disaksikan oleh banyak pihak. Kalau semua kisah, teladan para nabi, dan firman Allah SWT kemudian hanya sekedar tahu dan berlalu. Carilah informasi sebanyak mungkin tentang baik buruknya sebuah penyelewengan, kalau itupun tidak menyadarkan kita, lakukan reorientasi, carilah sudut pandang yang lain dalam melihat pasangan kita, baik dan buruknya. Kenanglah masa lalu kita, ketika kita pertama kali bertemu dan memutuskan untuk jatuh cinta padanya. Ilustrator, Heidy Asrofi.
Depok, 8 Mei 2009

BERANIKAH KITA JADI MANUSIA?


Pertanyaan apa ini? Sudah jelas-jelas kita adalah manusia, jadi buat apa lagi kita bertanya itu. Tapi berangkat dari tanda tanya itu, ada permasalahan besar yang harus dijawab, apakah kita telah benar-benar menjadi manusia yang manusiawi.

Ketika Tuhan secara demokratis menawarkan jabatan “khalifah” di muka bumi ini kepada tumbuhan, hewan,gunung-gunung dan langit, mereka menjawab satu persatu dengan “tidak!”. Dan tiba pada giliran manusia, kita menjawab, “ya”. Tapi tidak semua manusia mampu untuk menjawab “ya”. Bagaimana tidak, menjadi pemimpin merupakan jabatan yang sangat berat dan penuh resiko besar. Paling tidak untuk memimpin diri kita sendiri, kadang atau bahkan sering tidak becus.

Orang banyak, sadar atau tidak sadar masih suka merusak tubuh dan pikirannya sendiri dengan racun-racun, seperti merokok, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, pola makan yang tidak seimbang, makanan berlemak tinggi, kemalasan, kemaksiatan, kejenuhan dan kebodohan.

BUNUH DIRI
Ketika racun-racun tersebut telah membelenggu kita secara ektrim, tanpa kita mampu mengatasinya dengandewasa. Jalan keluar yang sering muncul adalah kematian. Hidup tidak lagi bermakna. Orang lebih mencintai kematian (death Loving) daripada mencintai kehidupan (life loving). Apalagi ketika manusia menghadapi krisis, kegamangan dan tahapan pancaroba, baik itu yang muncul dari luar seperti gejolak politik, ekonomi, sosial, budaya dan gejala alam, maupun yang muncul dari dalam diri sendiri.

Manusia memang diciptakan dengan segala keterbatasan, tapi manusia pun sering lupa bahwa dia diciptakan dengan bakat dan potensi untuk bisa bertahan hidup. Dan yang kita perlukan adalah sedikit kedewasaan sikap dan kecerdasan otak untuk bisa memupuk semua potensi itu berkembang. Beranikah kita jadi manusia?
Bunuh diri merupakan tindak pidana. Negara bahkan menganggap bunuh diri sebagai pembunuhan biasa. Cuma bedanya, si pembunuh tak dapat didakwa dan dihukum lagi. Dia telah mendakwa sekaligus menghukum diri sendiri. Dia adalah sekaligus si pembunuh dan yang terbunuh. Matinya adalah kematian rangkap dua. Yang pertama, kematian sang korban yang dibunuh, yang kedua, kematian sang terdakwa yang dihukum bunuh oleh sang korban.
Pada setiap bunuh diri, terdapat dua kali perkataan “korban” dan dua kali perkataan “terdakwa”. Si korban sekaligus membalas pembunuhan atas dirinya pada saat itu juga, dimana dia jadinya bertindak sebagai pembunuh, tegasnya sebagai sang terdakwa baru. Sedang si terdakwa sekaligus mengalami pembunuhan atas dirinya sendiri pada saat itu juga, dimana dia jadinya adalah sang korban, tegasnya sebagai korban baru.

DURKHEIM (1858-1917)Ada pertanyaan sederhana yang menggelitik Durkheim untuk meneliti tentang gejala bunuh diri. Apakah ada pola atau dorongan sosial dibalik tindakan menghabisi nyawa yang sepintas tampak individualistik ini?Adakah tekanan moral yang dialami individu?. Dan ketertarikannya pada Sosiologi Agama pun telah membuat dia bertanya-tanya, mengapa masyarakat Katolik mempunyai rating lebih rendah dalam hal bunuh diri daripada masyarakat Protestan.
Durkheim menggambarkan tipe bunuh diri sebagai berikut: Fatalistik, dilakukan sekelompok orang karena dibelakangnya terdapat kontrol yang berlebihan. Altruistik, terjadi pada masyarakat yang ikatan sosialnya sangat kuat, sering disebut ”solidaritas mekanik”. Bunuh diri ini dilakukan demi kelompok, hampir seperti bunuh diri ritual Jepang Seppuku, yang dilakukan ketika kekacauan melanda masyarakat. Anomik, keadaan dimana manusia merasa tidak tahu tempat yang tepat baginya seperti menjadi tunawisma atau yatim piatu. Dia merasa tidak punya apa-apa. Ini berarti berada dalam keadaan “tanpa norma”. Tidak ada norma dan aturan yang membimbing dalam kehidupan sosial sehari-hari. Ini sesuatu yang modern, orang tidak tahutempat yang yang tepat buat mereka dalam sebuah masyarakat yang kompleks. Egoistik, namanya sendiri sudah menjelaskan.Itu artinya individu yang mengusahakan penyelamatan dirinya sendiri secara serius. Lari dari masalah, sebelum berjuang maksimal. Pengecut!!!.Tipe bunuh diri menurut Durkheim mungkin masih kurang dan perlu ditambah, satu, dua atau tiga, sebab masyarakat manusia kini lebih kompleks lagi. Tapi yang jelas bunuh diri tidak membawa penyelesaian. Sejelek apa pun hidup ini, sekacau apa pun situasi politik-ekonomi global saat ini dan sejenuh apapun kita dalam menghadapi hari ke hari. Mencintai kehidupan lebih baik daripada mencintai kematian. Dan bukan kepasrahan yang harus ditempuh, tapi perjuangan demi hidup yang lebih baik. menciptakan kreatifitas dan inovasi baru. Kerja belum selesai, belum apa-apa.

Saturday, 4 April 2009

PILIHAN GANDA


Try Out sering diselenggarakan oleh setiap sekolah atau lembaga bimbingan belajar di Indonesia. Targetnya adalah satu, siswa terlatih untuk menjawab soal-soal UN nanti, pada bulan april 2009.

Kegiatan sejenis pun sering dilakukan oleh siswa sekolah yang ada di Indonesia dari tingkat Sekolah Dasar, sampai perguruan Tinggi. Jenis tes yang biasa muncul adalah PILIHAN GANDA. Ada pertanyaan, siswa harus memilih salah satu dari option yang disediakan, yang dianggap sebagai jawaban yang benar. Untuk Tingkat Sekolah Dasar dan Menengah Pertama disediakan 4 option jawaban, sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi disediakan 5 option jawaban. Makin tinggi pendidikan kayanya, harus banyak option pilihannya.

Apakah dalam sistem evaluasi belajar ada cara lain untuk mengetahui tingkat penguasaan belajar siswa? ADA, DAN SANGAT BERAGAM. Ada format evaluasi Esai, Isilah, Opini, karangan, latihan Benar atau Salah, Menghubungkan pernyataan, mengelompokkan pernyataan yang benar dan salah, Praktek di lapangan atau Laboratorium, Presentasi Penelitian atau Makalah, BANYAK SEKALI VARIASINYA, dari evaluasi hasil pembelajaran. Tapi mengapa PILIHAN GANDA, terus menerus digunakan, hingga menjadi populer dan digemari, baik siswa maupun gurunya.

Selidik punya selidik, PG memang enak dihadapi oleh siswa, gak usah mikir terlalu lama, sedikit mengawang-awang tinggal pilih, kalo gak bener ya salah, kalo gak salah ya bener. Tingkat Probabilitas yang dimiliki soal jenis PG mengandung unsur Gambling, sampai di sini anak diajarkan untuk berjudi, dan berjudi adalah haram dalam hukum Islam.

Buat gurunya, PG gambang dikoreksi lo, dan buat pemerintah PG dengan sistem scan komputer mempermudah koreksi. Tipikal bangsa malas, mau enaknya aja, kerja enteng hasil segunung. walau pun begitu aku tetap cinta dengan Indonesia, seburuk apapun dia.

Wednesday, 1 April 2009

WAHAI INDONESIA


terinspirasi setelah menonton film laskar pelangi

Di Indonesia ini, pernah lahir Sriwijaya pusat studi agama Budha
Di Indonesia ini, pernah lahir Gajah Mada yang perkasa
Di Indonesia ini, pernah lahir Wali Songo yang santun dan Shaleh
Di Indonesia ini, pernah lahir Diponegoro, Imam Bonjol dan Teuku Umar

Wahai Indonesia

Di Indonesia ini, pernah lahir Soekarno putera fajar yang cemerlang
Di Indonesia ini, pernah lahir Hatta begawan ekonomi dengan semangat keadilan sosial
Di Indonesia ini, pernah lahir Habibie yang mengharumkan nama bangsa
Di Indonesia ini, sesungguhnya banyak hal yang luar biasa lahir, tumbuh dan berkembang

Wahai Indonesia

Seperti cinta,
dalam hidup manusia pasti pernah mengalami jatuh cinta
semua terasa indah, ringan dan berarti

Wahai Indonesia

jatuh cintalah lagi pada kehebatan dan kebesaran takdir untuk negeri ini

Wahai Indonesia

jatuh cintalah lagi bagi kelahiran Insan Kamil yang menyejahterakan rakyatnya

Wahai Indonesia

jatuh cintalah lagi untuk bumi pertiwi yang telah melahirkan jiwa-jiwa merdeka,
putih, dan
suci...

1 April 2009

Wednesday, 18 March 2009

PUISI KEMATIAN SENJAKALA PARA DEWA


HIDUP HANYA MENUNGGU,
MENUNGGU MATI UNTUK BERTEMU TUHAN

baru kemarin rasanya dia lahir ke muka bumi,
hari ini dia sudah tidak ada.

baru kemarin rasanya dia ku gendong dalam dekapan,
hari ini dia sudah tidak ada.

baru kemarin rasanya dia ku ajari naik sepeda roda dua,
hari ini dia sudah tidak ada.

baru kemarin rasanya dia ku antar berangkat ke sekolah,
hari ini dia sudah tidak ada.

baru kemarin rasanya dia mengenalkan calon suaminya,
hari ini dia sudah tidak ada.

baru kemarin rasanya kutimang-timang cucu pertamaku,
hari ini dia sudah tidak ada.

Dalam kubur sempit ini
aku masih menunggu
menunggu entah sampai kapan

untuk bertemu denganMu
Tuhan,,,,

16 Maret 2009

KEHORMATAN BAGI SANTA CLAUS
yang dengan tulus mencinta dan memberi

saat malam beranjak dingin
dia sambangi hati setiap anak kecil di seluruh dunia

malam yang dingin kini kembali hangat,
dia datang melalui cerobong
menyalakan apinya, memberi damai dan kasih yang tulus

saat pagi tiba,
saat matahari buka matanya
seluruh anak-anak di dunia
bersorak sorai kegirangan
"SANTA DATANG SEMALAM!!!"

dan meninggalkan jejak kasihnya,,,

17 Maret 2009

Friday, 13 March 2009

HARI YANG INDAH UNTUK MATI


ZEN

Tengah hari itu, sehabis kuliah, aku berjalan menuju mushala fakultas. Tujuannya untuk shalat zuhur, duduk diteras dan buka sepatu. Sambil menunggu sandal jepit untuk wudhu, aku melamun tak karuan. Mataku melirik kesana kemari. Banyak sekali manusia lalu lalang, sebagian dari mereka ternyata teman-temanku. Keperluan mereka juga satu, shalat zuhur, atau mungkin dua, entahlah yang satu lagi. Duduk diteras dengan malasnya, buka sepatu dan ambil sandal jepit untuk wudhu, kemudia shalat. Beberapa menit kemudian kembali keteras, pakai sepatu dan berlalu.

Sebuah rutinitas ibadah wajib yang kelihatannya membosankan. Tapi apa daya, shalat lima waktu adalah wajib. Dalam lamunan aku bertanya-tanya dan menjawab dengan menduga-duga. Untuk apa aku shalat? Untuk siapa? Dan mengapa siang ini teman-temanku shalat. Ketiga pertanyaan itu aku jawab dalam pikiranku sendiri dan sudah pasti orang laintidak mungkin mendengar, terkecuali ada orang yang dikaruniai kelebihan dapat membaca pikiran orang yang sedang melamun.

Shalat menurut Al Quran, bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat adalah tiang agama. Aku jadi teringat ceramah kiai haji Zainudin MZ, tentang seorang dukun. Beliau pesan dengan wanti-wanti kepada pendengar radio safari dan orang yang ada distudio untuk mudah percaya kepada dukun (paranormal) yang mengaku muslim tapi tidak pernah shalat. Beliau menegaskan, keislaman dukun itu diragukan. Lalu muncul sekonyong-konyong pertanyaan dalam otakku, apakah bisa shalat itu dijadikan barometer untuk keimanan islam seseorang? Kalau itu bisa, mengapa? Todak sedikit orang munafik dalam beragama, tidak itu dalam Islam, di luar Islam, sok Islam atau pura-pura Islam.

Disamping teras mushala aku masih melamun, tepatnya merenung, sementara teman-temanku sudah selesai shalat zuhur, aku perhatikan mereka memakai sepatu nya kembali. Apakah mereka sadar telah melakukan ibadah? Aku pernah mendengar atau pernah membaca, entahlah, yang mengatakan bahwa ibadah yang dilakukan sesorag karena sudah terbiasa dan dilakukan secara kontinu disebut akhlak. Definisi tentang akhlak membuatku teringat akan pengertian Zen dalam budaya Jepang.

Ada seorang murid yang telah mengabdi selama lima tahun, mengeluh pada gurunya, katanya ia merasa sia-sia telah berguru padanya selama ini, berharap sang guru mengajarinya Zen. Dengan bijak sang guru menjawab, sejak kau mengajukan tuntutan tentang zen padaku, dengan sendirinya hakikat zen telah lepas dari dirimu. Karena menurut guru itu, Zen adalah semacam kepatuhan tanpa keluhan. Kau menyiapkan sarapan pagi untukku, membersihkan kuil dan beribadah pada malam harinya setiap hari, itulah hakikat Zen, kata sang guru dengan lemah lembut. Sang murid melongo, sepertinya mengerti, sepertinya tidak, entahlah.

17 September 1997
G.30.S/PKI DALAM FILM

Dulu, waktu aku masih kecil, walau tidak sekecil semut, mungkinsudah sekolah dasar.Malam tanggal 30September saat untuk pertama kali film G.30.S/PKI diputar, ditempat ku tinggal listrik padam, tapi atas inisiatif ketua RT, yang tak ku ingat siapa ketua RT saat itu, dengan aki bis dinas jemputan BPK, televisi bisa dinyalakan. Kemudian nonton bareng berkerumun, dengan gelar tikar atau bawa kursi sendiri. Begitu antusias dan interes sekalisaat itu. Tontonan belum habis, aku tertidur.

Sejak itu, setiap tanggal 30 September film itu mengudara tak kunjung jemu. Pembesar republik Indonesia,disetiap kesempatan selalu wanti-wanti pada rakyatnya untuk selalu waspada pada bahaya laten komunis. Dan itulah salah satu alasan, mengapa film G.30.S/PKI selalu diputar.

Umurku sekarang sudah 19 tahun. Entah sudah berapa kali film itu diputar. Walau aku kuliah di jurusan sejarah, setiap kali pemutaran film itu, yang aku rasakan adalah sebuah pengulangan yang membosankan. Ironis memang. Lebih baik dengar radio atau keluar cari udara segar, karena di rumah begitu gerah akibat kemarau berkepanjangan.

Bagi orang tua dan yang mungkin pernah merasakan sendiri zaman PKI,film itu dapat dikatakan semacam reuni memori masa lalu. Lain lagi ceritanya, bagi kaum muda dan yanglahir sesudah zaman PKI, film itu hanya semacam film dokumenter untuk sekedar tahu,setelah itu berlalu.

Sementara itu, kita juga masih prihatin dengan pelajar-pelajar di kota besar terutama kota Jakarta. Perkelahian masal yang tidak jantan masih terusberlangsung, keroyok sana, bantai sini. Sejumlah fasilitas umum jadi korban, mobil-mobil pribadi ikut-ikutan rusak, tak sedikit nyawa melayang, sia-sia hanya oleh sedikit salahpaham dan gengsi almamater. Dan menurut para pejabat pula, perkelahian tersebut mungkin ditunggangi oknum-oknum komunis. Kalau itu benar berarti ini menunjukkan peringatan-peringatan dan pewanti-wantian bahaya laten komunis tidak meresap dikalanganmuda sekarang, baik itu dalam pembelajaran sejarah di kelas sampai pemutaran film G.30.S/PKI di televisi.

Satu hal yang mungkin kita perlu ungkap adalah kebenaran sebuah cerita sejarah secara jujur. Kebohongan yang selalu ditutup-tutupi berakibat fatal dikemudian hari. Energi emosi yang terpendam, sekali-kali dapatmeledak oleh sedikit sentuhan dan hasutan. Sudah saatnya sejarah bercerita dengan kejujuran dan kesederhanaan.

30 September 1997






KEKEKALAN MATERI

Thomas Aquinas menapikkan pendapat Aristoteles yang mengatakan bahwa materi bersifat abadi dan menerima doktrin kristen bahwa jiwa manusialah yang bersifat abadi. Pertanyaannya adalah kalau sifat materi itu tidak abadi, bagaimana bisa jiwa bertahan hidup, dan bagaimana keseimbangan memainkan peranananya dengan sempurna.

Seperti halnya jiwa, materi pun mengalami daur penguraian. Seperti halnya air di permukaan bumi yang memiliki siklus dengan debit yang statis. Walau mungkin di dalam prosesnya air tersebut tidak lagi murni, tercemar dan berubah bentuk. Ketika jiwa tercipta oleh Tuhan dan akan hidup kekal, merupakan suatu ketidakadilan bila materi yang juga pernah diciptakan Tuhan, tapi nanti di kemudian hari, ia akan lenyap tanpa bekas.

23 Januari 1998

Wednesday, 25 February 2009

SEJARAH INTELEKTUAL INDONESIA


PERBEDAAN YANG SALING MELENGKAPI

Latar belakang pendidikan, budaya, daya serap otak dan pembawaan bakat yang berbeda membuat perbedaan dalam langkah perjuangan seseorang. Tapi perbedaan bukanlah penghalang untuk berhenti berjuang, malah dengan banyaknya perbedaan itu diharapkan bisa saling bersaing secara positif, kreatif dan saling mengisi, untuk sesuatu yang diperjuangkan, Kemerdekaan Indonesia

Dalam pergerakan kemerdekaan, perbedaan visi, misi dan alat perjuangan adalah sah. Ada yang berjuang secara kooperatif (bekerjasama dengan penjajah) dan non kooperatif (tidak bekerjasama dengan penjajah). Seperti pada masa pendudukan Jepang, Soekarno dan Hatta cenderung berkooperatif dengan pemerintah Jepang dengan Organisasi bentukan Jepang Poetra (Poesat Tenaga Rakjat)-nya. Tapi belakangan Poetra dibubarkan karena Soekarno dan Hatta menggunakan Poetra untuk kepentingan nasionalisme Indonesia daripada untuk kepentingan Jepang. Dan Tan Malaka serta Sjahrir yang saat itu masih lebih muda dari Soekarno dan Hatta lebih memilih untuk bersikap non kooperatif, sebab prinsip Sjahrir sangat jelas dalam menetang Fasisme, hal itu tercermin dari bukunya, Perjuangan Kita. Dia sangat menentang pemerintahan totaliter yang menindas hak-hak demokratis masyarakat sipil.

Kemudian ketika kemerdekaan Indonesia sudah tercapai, dimulai lah perjuangan mengisi kemerdekaan. Soekarno jadi presiden, Hatta wakil presiden, Sjahrir menjadi Perdana Menteri, dan Tan Malaka tetap seperti dulu bergerak di bawah tanah, sebagai penyuport dan pengawas kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan yang sah saat itu. Tak jarang Tan Malaka bersitegang dengan Perdana Menteri Sjahrir dalam visi kebijakan pemerintahan. Walau keduanya memperjuangkan masyarakat sosialistis, tapi Sjahrir lebih suka bergerak lambat dan gradual, sedangkan Tan Malaka bersifat revolusioner seperti halnya Soekarno pada zaman revolusi.

Pada awal pergerakan perbedaan Soekarno dan Hatta terlihat dalam rekrutmen massa. Kalau Soekarno dengan orasinya yang membakar semangat, sedangkan Hatta lebih suka rekrutmen kaderisasi, dimana mengajarkan pada setiap kader perjuangannya dengan pendidikan secara bertahap, bukan pengerahan massa dalam suatu mimbar terbuka atau di lapangan terbuka luas. Lain lagi dengan Tan Malaka yang gerakannya tidak kelihatan, tapi pengaruh pikirannya begitu kuat, terutama oleh pejuang pergerakan yang berhaluan kiri.

Ketika Indonesia mulai mencetuskan Revolusi di bawah kepemimpinan Soekarno, mulai muncullah friksi-friksi perpedaan pandangan tokoh-tokoh nasional Indonesia. Apalagi ketika Soekarno mengangkat dirinya sebagai Prsiden seumur hidup dan mempraktekkan Demokrasi Terpimpin. Karena tidak sependapat lagi dengan Soekarno, Hatta pun mengundurkan diri.

Apabila ditelusuri, Dwi-Tunggal yang serasi bukanlah Soekarno-Hatta tapi adalah Hatta-Sjahrir, sebab keduanya dalam perjuangannya selalu mengindahkan rakyat jelata tanpa mengorbankannya dengan sia-sia, bergerak bertahap, itulah ciri sosialisme demokratis yang humanis, bukan pergerakan revolusioner yang banyak menumpahkan darah dan air mata, seperti ang diperjuangkan Soekarno-Tan Malaka.

Depok, 9 Februari 2009

Wednesday, 4 February 2009

SHINTIA DARDANELA


BAIK DAN BURUK

Dari sekian banyak keagungan, keluhuran dan pemujaan, kebaikan merupakan salah satu dan mungkin puncak tertinggi yang diagungkan, diluhurkan dan dipuja oleh kebanyakan manusia. Walaupun pada saat-saat yang menurutnya mendesak ia tak peduli mempraktekkan sifat keburukan. Dan dari macam ragam bentuk kenistaan, kerendahan dan penghinaan, keburukan adalah salah satu dan pasti lembah paling dasar yang dinistakan, direndahkan dan dihina.

Tapi satu hal yang mesti dimengerti bahwa, sejak Tuhan menciptakan manusia dalam bentuk Adam, kebaikan dan keburukan muncul secara bersamaan, Malaikat lambang kebaikan dan Iblis lambang keburukan. Dan di satu pihak, dari dulu sampai sekarang. Sepertinya kecenderungan manusia kebanyakan mendukung kebaikan. Lalu bagaimana kecenderungan Tuhan sendiri terhadapnya?.

Pada kelanjutan cerita Adam, saat penciptaan manusia pertama, Iblis memang terkutuk dan menjadi lambing keburukan, tapi bukankah itu suatu keberanian yang timbul dari kesadaran dii dan juga suatu takdir yang harus dijalani (siapa yang dapat merubah takdir). Dan malaikat yang terbuat dari sinar, menunduk serta hormat pada Adam yang terbuat dari tanah adalah suatu kelemahan seperti robot tanpa perasaan, walaupun mereka tahu, kelak dikemudian hari hari manusia Adam dan keturunannya akan menimbulkan kerusakan dimuka bumi.

Bagi manusia kebanyakan, kebaikan adalah jalan yang benar dan keburukan jalan yang salah. Tapi sadar atau tidak, keduanya melekat eksis di tubuh kita masing-masing. Mana kecenderungan yang berkembang, kebaikan atau keburukan. Tapi dari banyak hal yang berkembang di dunia ini, aku meyakini dalam diri, bahwa kebaikan dan keburukan berasal dari rahim yang satu, Yang Maha Esa.

15 Maret 1997

SEJARAH MANUSIA

Dalam hidup manusia, dari dulu sampai sekarang dan dimanapun ia berada, tak pernah lepas dari tiga proses yang harus dilalui. Pertama lahir, kedua menikah atau kawin, dan ketiga mati. Kelihatannya sederhana memang apabila ditinjau dari sudut fisik melulu, tapi hidup bukan sekedar fisik. Ada dunia psikis dalam jiwa kita.

Mungkin secara institusional atau kelembagaan seseorang memilih untuk tidak menikah, tapi dalam bentuk lain, pada dasarnya ia kawin, misalnya kawin dengan cita-cita, sesuatu yang lebih agung dan luhur dari kawin secara fisik, seperti Socrates, Al Ghazali, Marteen Luther, Voltair, Kahlil Gibran, Albert Camus, Gandhi, Einstein dan banyak lagi (atau mungkin anda) adalah tokoh-tokoh besar yang kawin dengan ide-ide brilian.

Kata-kata mutiara, Kahlil Gibran, “inilah sejarah manusia, lahir, kawin, mati. Dulu pun begitu, lahir, kawin, dan mati. Tapi kemudian ada orang gila yang muncul dengan gagasan aneh dan menceritakan impiannya dari dunia lain yang berpenduduk lebih berbudaya. Sederhana saja, sejarah manusia bukan hanya lahir, kawin dan mati saja.”

30 Maret 1997

Thursday, 29 January 2009

MENGAPA AKU BINTITAN


Malam terasa sunyi dalam kamarku yang berukuran 3 X 3 m. Hanya detak-detik jarum jam dinding kamarku yang berbunyi. Udara begitu lembab dan hening, tak terdengar satu pun suara serangga berderik, yang biasanya riuh silih berganti, bila bukan cicak, jangkrik atau bila bukan jangkrik, kodok begitu sebaliknya.

Usai shalat malam 5 rakaat, 3 salam, aku kembali rebahkan diri. Ku matikan lampu kamar, terlelaplah aku di alam gelap.

Tiba-tiba membentang di hadapanku suatu genangan air, sungai yang lebar, tenang, panjang, sejauh mata memandang, langit begitu kelabu. Tapi aku tidak peduli, aku berjalan perlahan menyusuri sungai terus sampai ke hulu. Di hadapan ku kini terpampang pemandangan yang begitu indah, sebuah air terjun dengan telaga bersih berbias warna pelangi akibat percikan air terjun.

Ketika asyik melihat pemandangan air terjub itu, mataku dikejutkan sesuatu yang lebih indah. Ternyata dalam telaga tersebut, aku melihat dengan jelas, tujuh bidadari tanpa busana sedang asyik mandi sambil bergurau. Ku tegasi pandangan, semakin yakin aku bahwa mereka adalah bidadari. Tiba-tiba dari balik akar pepohonan tempatku mengintip, muncul sosok manusia bersayap seperti burung, memergoki dan menghadang dengan tombak bermata satu siap menusuk mata sebelah kiriku.

Aku terkejut, dan terdengar di telinga suara adzan menyerukan, ashollatukhoiruminnannaum…, suaranya terdengar pelan tapi jelas di telingaku. “Astagfirullah al adzim, celakalah aku!”. Segera aku ambil air wudhu, membenahi diri untuk segera shalat shubuh. Di depan cermin aku menyisiri rambutku yang basah. Aku dekati cermin lebih dekat, ternyata mata sebelah kiri ku membengkak merah. “Oh, Mimpi itu,,,”, aku mengeluh tak habis piker.

Gandul, 16 Maret 1996

TELAH BERLALU MENEMBUS AWAN


Suatu petang yang cerah, awan-awan berarak cemerlang di suatu puncak bukit dengan hamparan tanah lapang ilalang yang luas sejauh mata memandang. Di atas bukit di bawah pohon kecapi yang sedang berbuah lebat dan rindang. Duduk termenung, Dardanela. Disela bibirnya ada sebatang rumput liar. Tangan kirinya mengenggam batu-batu kerikil, sedangkan tangan kanannya terayun melempar kerikil tersebut ke tanah lapang.

Udara terhirup segar, suatu petang yag sunyi dengan suara kedamaian alam sekitarnya. Semilir angin gericik ilalang seirama bersama burung-burung berkicau terbang ke sana-ke mari. Ada buih di udara bak kapas beterbangan. Sementara Dardanela masih saja menghayati kekesalannya. “Mengapa…….?”, keluhnya beberapa kali diselingi hempasan tangan melempar kerikil.

Tiba-tiba Dardanela dikejutkan suara burung merpati bertengger di dahan pohon. Sepasang merpati berkidung cinta seperti sedang bercumbu. “Mengejek, hah..!”, dengan ketus ia memaki, lalu memungut batu yang lebih besar. “Pergi! Pergi!!!”. Sepasang merpati terkejut, mereka terbang ke arah barat, di mana matahari mulai condong ke sana. Dardanela bangkit terus memaki bernada marah sambil melempar kerikil-krikilnya dengan emosi. Terakhir kata yang terucap, “Pergi kau!” Dardanela usap wajahnya dengan telapak tangan kiri, sambil menghela napas, lepaskan semua ketegangan. Ia duduk kembali kemudian rebahkan diri, matanya menerawang jauh menembus awan, mencoba mencari-cari, mereka-reka, membayangkan gadis impiannya yang telah hilang di balik awan, “Shintia, di mana kau?”.

Gandul, 19 Desember 1995

SHINTIA DARDANELA


Banyak tragedy yang tragis menimpa Dardanela, menggodam dadanya habis tak kunjung henti. Perasaannya memendam rasa dan bergelora, “Oh, Shintia……”, keluhnya menghembus jiwa yang kering. Air matanya menyorotkan kesedihan, relung-relung kosong dan gorong-gorong jiwa yang benar-benar sunyi.

Suatu senja, Dardenela berjalan lusuh hanya arus angin membawanya bersama pikiran yang kacau. Di persimpangan jalan, pandangannya terantuk suatu keindahan, seorang perempuan cantik berjalan anggun mempesona seakan-akan ciptaan Dewa. Membias pikirannya secerah embun pagi berbinar kristal bagai bintang bertaburan meresap kalbunya. Seketika pikirannya kembali segar, “Shintia engkau telah menumbuhkan teratai putih di gurun hatiku”, terucap kata seperti berteriak, ‘Shintia!!!”, Dardanela memanggilnya tiga kali.

Shintia menoleh di seberang simpang empat, sedikit sekali lalu melengos berbelok ke arah yang lain. Dardanela kembali murung wajahnya terlipat kecil-kecil, jiwanya kecut nanar menatap. “Oh, Shintia…!#?”, Dardanela kembali mengeluh, menahan perih. “Tuhan telah memberikan tanda, revolusi harus di mulai”, tekadnya dalam hati setelah kejadian itu. Hatinya bergolak penuh pergolakan. Ambisinya adalah sejenis pekerjaan. Dardanela memeluk matahari, meresap maha energi, mulai pecahkan tulang kehidupan, memecah batu-batu penuh berkah dengan suka citanya. Sambil melangkah ia coba mengerti satu-persatu. Dardanela terus berjalan, menelusuri jalan lurus, saat malam memeluk bumi, meninggalkan persimpangan empat yang telah berlalu.

Tiba-tiba, “Aduh!”, Dardanela terkejut sambil mengusap keningnya yang terasa sakit. Ia baru sadar telah terbentur tiang listrik di depannya.

Gandul, 2 Desember 1995

SHINTIA DARDANELA

Banyak tragedy yang tragis menimpa Dardanela, menggodam dadanya habis tak kunjung henti. Perasaannya memendam rasa dan bergelora, “Oh, Shintia……”, keluhnya menghembus jiwa yang kering. Air matanya menyorotkan kesedihan, relung-relung kosong dan gorong-gorong jiwa yang benar-benar sunyi.

Suatu senja, Dardenela berjalan lusuh hanya arus angin membawanya bersama pikiran yang kacau. Di persimpangan jalan, pandangannya terantuk suatu keindahan, seorang perempuan cantik berjalan anggun mempesona seakan-akan ciptaan Dewa. Membias pikirannya secerah embun pagi berbinar kristal bagai bintang bertaburan meresap kalbunya. Seketika pikirannya kembali segar, “Shintia engkau telah menumbuhkan teratai putih di gurun hatiku”, terucap kata seperti berteriak, ‘Shintia!!!”, Dardanela memanggilnya tiga kali.

Shintia menoleh di seberang simpang empat, sedikit sekali lalu melengos berbelok ke arah yang lain. Dardanela kembali murung wajahnya terlipat kecil-kecil, jiwanya kecut nanar menatap. “Oh, Shintia…!#?”, Dardanela kembali mengeluh, menahan perih. “Tuhan telah memberikan tanda, revolusi harus di mulai”, tekadnya dalam hati setelah kejadian itu. Hatinya bergolak penuh pergolakan. Ambisinya adalah sejenis pekerjaan. Dardanela memeluk matahari, meresap maha energi, mulai pecahkan tulang kehidupan, memecah batu-batu penuh berkah dengan suka citanya. Sambil melangkah ia coba mengerti satu-persatu. Dardanela terus berjalan, menelusuri jalan lurus, saat malam memeluk bumi, meninggalkan persimpangan empat yang telah berlalu.

Tiba-tiba, “Aduh!”, Dardanela terkejut sambil mengusap keningnya yang terasa sakit. Ia baru sadar telah terbentur tiang listrik di depannya.

Gandul, 2 Desember 1995

Wednesday, 21 January 2009

KEGAGALAN SELURUH ISME


Hari ini globalisasi telah runtuh,
gagal,
dalam ada dan tiadanya.
krisis global menggerogoti induknya
dan akan menyebar terus sampai nusantara
aku resah, gelisah
bagaimana isme-isme satu-satu berguguran

komunisme hancur
luluh lantak.
nasionalisme selalu tersobek-sobek sejak dulu

lalu, bagaimana dengan isme seluruh agama
yang ada di dunia.

Merekapun gagal
hanya segelintir orang yang berhasil menuju
cita-cita agama yang ada di dunia

tentang kebahagiaan
tentang kesejahteraan
tentang janji surga dan kenikmatan

hanya segelintir orang yang bisa menggapainya
sebagian besar gagal meraihnya

piramida itu benar-benar meruncing
dan hanya sedikit orang yang bisa bahagia

lalu kenapa lebih banyak orang yang menderita
dibawah piramida tersebut.

hanya ada satu jawaban
kita harus membayangkan bahwa sisifus berbahagia,
bahkan dalam kesia-siaannya dan penderitaannya.

Monday, 12 January 2009

Ingatan Sekilas


Indonesia pernah menjadi negara budak, dijajah oleh bangsanya sendiri, negeri-negeri maju, dan bangsa-bangsa kapitalis. Tapi kini Indonesia, negara yang hebat, kaya, makmur dan sejahtera. Bangsanya sangat disiplin luar biasa, sungai-sungai yang dulu kotor coklat sampai kehitam-hitaman kini bersih, ikan-ikan bisa ilihat dari atas sedang mandi dan berenang. Kiblat mode dunia adalah Indonesia, dari mode pakaian, tayangan televisi, iklan sampai cerita kartun indonesia jadi patokan yang up to date. Dulu CNN jadi kiblat berita dunia tapi sekarang TVRI adalah sumber segalanya berita di dunia. BBC radio pernah merajai suara berita dunia kini RRI adalah pusat. Kartun Jepang dulu pernah digandrungi oleh anak-anak Indonesia sekarang kartun Si Unyil jadi jiburan seluruh dunia, bahkan Si Unyil jadi duta Indonesia saking populernya. TNI kita kini adalah nomer satu yang terkuat, terhebat dan benar-benar terlatih diseluruh dunia, gak ada yang bisa sembarangan masuk ke indonesia tanpa izin yang jelas. Bahkan negara Timor yang dulu merdeka, mengemis-ngemis pada Indonesia untuk menjadi Propinsi Indonesia kembali. bukan hanya itu saja, sebagian wilayah di Australia, Papua Nugini, Sabah-Malaysia kini sedang bergolak, menuntut reverendum pada pada pemerintahnya agar bisa menentukan pilihannya sendiri, bergabung dengan indonesia atau merdeka. Tak ada yang bisa menandingi Indonesia sekarang, negara yang kaya, maju, kuat, bahkan Indonesia telah mempersiapkan sejuta skenario agar Indonesia tetap berjaya dan hebat, di dalam negeri maupun luar negeri.
Hidup Indonesia!